Rabu, 22 Juni 2016

Antara Aku, Buku dan Dokter

Kesuksesan Butuh Waktu

Berbicara tentang anak, akan ada banyak sekali topik bahasan yang muncul, namun kali ini saya akan coba fokus pada satu aspek sebagaimana yang akan saya sedikit ulas berikut ini.


Bagi kebanyakan anak, dokter adalah sebuah momok menakutkan. sesuatu yang sebisa mungkin akan mereka jauhi dengan setumpuk alasan dan jurus menghindar yang mereka miliki.


ya, kisah ini tentang kesuksesan, perjuangan serta kesabaran orang tua terhadap anak, yang mungkin mengandung sedikit iklan.. sedikit.

Tidak ada keberhasilan tanpa usaha dan tak ada kesuksesan tanpa ijin Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Baiklah, sebelum saya makin berpanjang lebar, mari kita langsung menuju topik utama kita..


Sebagaimana yang telah saya sebutkan sebelumnya, bahwa anak-anak memiliki kecenderungan takut yang berlebih terhadap dokter, hal ini wajar karena dokter identik dengan segala sesuatu yang berbau obat dan sakit. Namun sebenarnya hal ini terjadi justru karena kita sebagai orang tua tidak menjalankan peran kita sebagai media penyampai informasi pertama kepada anak-anak kita dengan baik,


Kita sebagai orang tua, semestinya dapat memberikan dasar dan landasan yang baik, memberikan informasi awal yang baik pula terhadap anak-anak kita sejak usia dini, mengenalkan berbagai profesi yang ada termasuk dokter, perawat, dll sebelum mereka benar-benar keluar ke dunia nyata, melihat dan mengalami secara langsung kegiatan di sekitarnya.


Apa yang kita sampaikan pada anak-anak kita sejak usia dini, adalah landasan yang akan membentuk opini mereka terhadap lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.



Khalisya dan Rayyan

Saya sering menjumpai para orang tua yang justru lebih sering menakuti dan menyampaikan kalimat-kalimat bernada mengancam.
Sebagai contoh,
"nah, tu ada bu dokter, klo kamu nakal nanti disuntik lho sma bu dokter.." atau
"nah, tu liat, klo km susah makan nanti tangan nya ditusuk jarum kayak si om tu"
kalimat-kalimat semacam itulah yang akan membentuk pradigma dan opini berpikir anak-anak menjadi antipati dan takut berlebih terhadap suatu profesi, dalam hal ini dokter/perawat, dan menurut saya, cara-cara seperti ini harus dirubah dan diperbaiki.

Hal tersebut di atas juga berlaku bagi profesi lain, saat kita memberikan gambaran yang buruk terhadap suatu profesi, maka akan tertanam pada ingatan anak-anak yang akan menggiring dan memengaruhi cara berpikir serta opini mereka terhadap suatu profesi.


Peran kitalah sebagai orang tua untuk membentuk opini mereka menjadi pribadi yang selalu berprasangka baik dan saling menghargai, dalam hal ini.. sejak anak-anak usia dini mulailah untuk mengenalkan lingkungan serta profesi yang ada di sekitar kita.


Pada situasi yang saya alami, khususnya dengan anak-anak kami.. sejak dini, mereka kami kenalkan pada lingkungan sekitar termasuk beberapa profesi yang ada.
Saat ini sudah banyak media yang bisa digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang profesi-profesi/pekerjaan yang ada di sekitar kita, baik melalui buku bergambar atau yang terbaru dan sedang booming saat ini, flashcard atau kartu-kartu bergambar berbagai macam profesi yang ada bahkan kini sudah disertai tampilan dan suara bila penggunaannya disandingkan dengan smartphone.


Contoh Kartu Profesi

Latar belakang istri saya yang seorang guru sungguh sangat membantu, dengan ketekunan dan kesabaran untuk mendampingi anak-anak belajar dan memahami melalui beragam media pembelajaran yang ada dan buku menjadi salah satu media favorit anak-anak di rumah.


Salah satu sudut rumah dengan buku-buku HALO BALITA

Buku adalah tentang isi dan manfaatnya, hal positif apa yang dapat dihasilkan dari kegiatan membaca dan penggalian informasi didalamnya.
Dalam prosesnya kami selalu menanamkan pengertian yang baik, pemahaman dasar akan setiap profesi yang ada sehingga mereka dapat mengerti dan tidak antipati terhadap suatu profesi, dalam hal ini khususnya profesi dokter/perawat.

Dengan bantuan buku, anak-anak akan lebih cepat dan mudah mengerti bila dibandingkan dengan kita hanya bercerita atau bercuap-cuap tanpa bukti fisik yang jelas. Dengan bantuan buku, kita dapat menjabarkan dengan lebih mudah karena terdapat gambaran dan ilustrasi yang dapat dilihat secara langsung oleh anak-anak sehingga proses penyampaian informasi akan berlangsung lebih menarik.



Dokter bukan orang jahat
Buku tersebut di atas adalah salah satu dari rangkaian kisah yang kami miliki, hanya dengan membaca dan pendampingan dari orang tua terbukti mampu merubah mindset atau pola pikir anak-anak menjadi lebih positif dan berani bertindak serta mengambil keputusan.


Rayyan saat periksa ke Dokter Gigi
Maka dapat diambil kesimpulan singkat, bahwa apa yang kita sampaikan kepada anak-anak kita adalah modal dasar bagi perkembangan anak-anak kita meraih masa depannya.
Apakah anak-anak kita akan menjadi anak-anak yang tidak percaya diri dan penakut ataukah anak-anak yang mandiri, mampu mengambil keputusan dan berani..? itu semua adalah pilihan kita sebagai orang tua.
Merubah dan mengarahkan anak-anak kita menuju pribadi yang lebih baik tidak akan semudah menyeduh kopi atau mengolah Indomie, pola pengasuhan dan pembentukan yang kita lakukan butuh kesabaran dan ketekunan dengan memberikan pemahaman dan pengertian terus-menerus.

Penyampaian Informasi dan pengertian lingkungan sekitarnya yang baik dan positif sejak dini terbukti mampu menjadikan anak-anak lebih mengenali potensinya, mampu membuat anak-anak lebih menggali kemandirian, keberanian dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.


Lingkungan dan anak-anak kita adalah sekolah kita sebagai orang tua, kita dituntut untuk terus belajar dan mengembangkan wawasan kita demi tercapainya generasi gemilang masa depan.



Salam Orang Tua Super


-temahardhikas-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar